Senin, 05 Mei 2014

PERTANDINGAN KALIE TONDEI RAYA


oleh Iswan Sual

Model kalie
 


Ada yang lain dengan rasa rindu pulang kampungku kali ini.  Biasanya rasa ingin pulang muncul disebabkan rasa lemelo (kangen) pada orang tua dan sanak saudara. Mar, kali ini lantaran digelarnya sebuah pertandingan Kalie (kaliye) antar klub di desa Tondei raya (Baca: Tondei, Tondei Satu dan Tondei Dua). Sebenarnya permainan Kalie ini bukan sesuatu yang baru. Kami, sewaktu masih bocah, kerap memainkannya. Permainan ini biasanya dilaksanakan saat musim kemarau atau kala curah hujan tidak begitu banyak. Terang, kami membutuhkan lapangan luas dan cuaca yang bagus. Waktu itu sudah cukup lama. Tapi terasa masih segar dalam ingatan, istilah-istilah seperti: permentek (papetic), kaliber, ferlak, macet, puntel, lef, ces, dll. Permentek adalah alat pemukul. Kaliber adalah pukulan pertama dari setiap pemain yang langsung mengenai sasaran (kalie) yang tertancap pada tanah. Point yang diberikan untuk kaliber adalah 500. Pukulan  kedua biasanya dinilai dengan angka 100. Ferlak adalah pukulan kedua atau selanjutnya dalam satu putaran giliran yang dilakukan dari garis pukul. Macet adalah dimana kesempatan memukul terakhir sudah digunakan namun gagal mengenai sasaran. Puntel adalah pukulan yang menyebabkan kalie mengenai kaki (tulang kering) orang lain. Biasanya penonton. Untuk istilah lef saya lupa penjelasannya. Sedangkan ces adalah cara mengundi kelompok yang akan bermain lebih dulu. Biasanya dua orang dari kelompok berlawanan akan melakukan tos kalie di udara, lalu membiarkannya jatuh ke tanah. Kelompok atau tim pemilik kalie yang terbuka adalah tim yang pertama bermain.
barekeng poin
Seperti kataku tadi, permainan ini sejatinya biasa saja. Yang membuatnya luar biasa tahun ini adalah ketika generasi muda, melalui Kerukunan Siswa Mahasiswa Tondei, mengemas kegiatan tersebut dalam bentuk lomba yang “serius” layaknya pertandingan sepak bola atau kegiatan olahraga dan kesenian lainnya dimana ada  yang peraturan yang baku, sistem yang jelas dan kepanitiaan yang kompak. Saat aku berkunjung ke area pertandingan, aku melihat panitia bekerja dengan serius dan penuh wibawa. Ini membuat animo warga masyarakat (usia belia hingga dewasa) menjadi tinggi. Sehingga tak terdengar sedikit cibiran yang mau mengecilkan penyelenggaraan kegiatan ini. Peralatannya sangat sederhana, hanya cangkang atau tempurung kelapa dan sebilah bambu.  Yang membuat permainan menjadi menarik adalah skill atau keterampilan seseorang dalam memainkan Kalie itu. Seorang pemain yang handal adalah pemain yang memiliki ketepatan dalam mengukur pukulan dan pencapaian. Diperlukan konsentrasi yang tinggi untuk bisa menjadi seorang jagoan kalie. Bila bermain dengan ditonton beberapa orang tentu rasa gugup taklah ada. Sangat berbeda ketika ratusan pasang mata memperhatikan gaya, keseriusan dan keterampilan kita dalam bermain. Ini ujian terbesar seorang pemain kalie.
Sabtu, 3 Mei, kira-kira jam 3.30 saya tiba di desa kami, Tondei. Tanpa berlama di rumah saya bersama keponakan langsung bergegas menuju lokasi pelaksanaan kegiatan. Aku nyaris tak percaya dengan jumlah penonton yang aku lihat. Juga respon mereka terhadap kegiatan itu. Besoknya, 4 Mei, aku pergi lagi menjadi penonton. Meskipun matahari begitu terik. Semangat warga tak luntur demi menyaksikan pertandingan finalnya. Terdengar teriakan gemes, gembira dan juga sedih tatkala para pemainya berhasil atau gagal mengenai kalie lawan.
baser tu kalie di muka
Ingin saya pula turut bermain. Tapi pikiran berkata tidak. Kami harus kembali. Dipanggil oleh tuntutan pekerjaan yang menumpuk. Mungkin di lain waktu. Semoga saja, kegiatan ini akan terus berlanjut.

1 komentar:

  1. Slots & Video Poker - Dr. MD
    At Dr. 순천 출장안마 Maryland, the 동두천 출장마사지 ultimate destination for 정읍 출장마사지 video poker, live casino and sports betting, you can't get better 경기도 출장샵 than at Dr. Maryland. Explore our 룰렛 games,

    BalasHapus